Tinta Rakyat – Dalam sebuah cerita yang mengharukan, Prof. Dr. Hj. Miriyan mengungkapkan warisan bersejarah Surau Ketek yang dibangun oleh Tantuo Gobah (Syeikh Muhammad Husein/Syeikh Kubu Sanang) di bawah naungan surau dulu. Kendati kapasitasnya terbatas, beliau kemudian membangun Surau Gadang yang megah, dengan sebuah tonggak kayu panjang 25 meter yang diambil dari Gunung Marapi. Surau ini digunakan untuk Shalat Jumat dan diberi nama Mesjid ar Rahman.
Namun, seiring berjalannya waktu, Mesjid ini tidak lagi begitu terkenal, terutama setelah dibangunnya Mesjid Jami’ Pasia. Ia pun lebih dikenal dengan sebutan Surau Usang. Mayoritas masyarakat Pasia mengenalnya dengan nama ini.
Seiring berjalannya waktu, Surau Gadang/Mesjid ar Rahman Pasia menjadi tujuan para ulama dan jemaah dari berbagai daerah. Di antara mereka adalah Maulana Syeikh Hisyam Kabbani dari Michigan Amerika, Syeikh Mustafa Mas’ud Haqqani dari Jawa Timur, Syeikh Zakaria dari Singapore, Syeikh Daud dari Malaysia, Habib Ali Basyir Al Kaf (Habib Qomar) dari Bangka Belitung, dan banyak lagi. Bahkan, rombongan dari Medan yang terdiri dari lebih dari 25 mobil berkunjung setelah melakukan Iktikaf/Suluk Rajab untuk berziarah, tahlil, dan doa.
Para ulama ini menganjurkan kegiatan tahunan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syeikh Muhammad Husein/Tantuo Gobah, yang dikenal sebagai Syeikh Kubu Sanang atau Angku Marapi dalam sejarah. Kegiatan ini dimulai pada 11-12 Desember 2016, bertepatan dengan 12-13 Rabiul Awal 1438, atas usulan M. Yoni, salah satu cicit Tantuo Gobah di Pekanbaru, dan mendapat restu dari Habib Qomar, Syeikh Mustafa Mas’ud Haqqani, dan Maulana Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani. Sebuah peristiwa yang menggetarkan hati dan memberikan makna mendalam bagi masyarakat Pasia.
Penulis : Zulfidial, SH
