MENGERUK NILAI DIBALIK DEBAT SEGITIGA ALA PIAMAN.

Oleh : Muhammad Fadhli, S.Sn. M.Sn.

0 119

TINTA RAKYAT – Dimana-mana, debat biasanya terjadi antara dua kubu. Seperti juga konflik, perang atau pertentangan lainnya. Biasanya adalah antara kiri melawan kanan, hitam melawan putih, api melawan air, kaya melawan miskin, proletar melawan penguasa. Ya, pertentangan cenderung seperti itu. 

Tapi ternyata ada sebuah kesenian unik di Piaman, yang menghadirkan perdebatan atau pertentangan, tapi antara tiga kubu sekaligus. Ya, namanya indang tigo sandiang. Bagaimana tidak rumit, ketika satu pihak melawan dua pihak. Misalnya antara kubu A melawan B dan C, disatu sisi ini akan terasa berat. Tapi disisi lain, bukankah si A juga punya peluang untuk mendapat koalisi? Ya, kalau pintar dan beruntung, bisa saja salah satu dari dua lawan malah sepihak dengan si A. Dan akhirnya berarti si A menjadi lebih kuat dan lawannya otomatis sekaligus menjadi lemah. Sebab, hanya ada satu kubu yang dapat diajak untuk berkoalisi.

Demikianlah uniknya Indang Tigo Sandiang ini. Lebih luas lagi, konon menurut peneliti. Berkat lestarinya indang tigo sandiang lah, makanya berbagai potensi konflik antar kampung di Piaman dapat diredam. Sebab, setiap kelompok atau kubu yang tampil adalah representasi dari suatu kampung. Mereka akan mengangkat persoalan yang jamak dibicarakan orang tentang kampungnya. Memang, inilah bahan utama indang tigo sandiang. Masalah-masalah sosial, pergaulan di tengah masyarakat. Hingga bahkan kriminalitas sekalipun, diangkat oleh tukang karang atau tukang dikia dengan balutan gerak anak indang memainkan rapa’i. Asyik..!

Di Piaman, hal-hal yang biasanya hanya menjadi bisik-bisik malah diangkat ke gelanggang. Dibicarakan secara terbuka. Jantan dan bertanggung jawab. Hingga tak ada lagi yang namanya gunjingan tak berujung. Di dalam indanglah klarifikasi, pledoi, kroscek dan tindakan memperterang persoalan lainnya dilakukan. Tapi lucunya, meski yang diperdebatkan kerap kali merupakan hal sensitif, perdebatan justru tidak menjadi tegang. Malah jadi hiburan.

Kenapa indang tigo sandiang bisa begitu? Kenapa tukang karang dan tukang dikia, dipercaya memiliki wawasan kuat? Secepat apa mereka bisa merangkai kata-kata yang indah, agar perdebatan tidak menjadi perang?

Yuk, dalami filosofi di balik seni luar biasa ini, melalui program “Baincex” Batajau Indepth Cultural Experience. (AS)

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!