Suhatri Bur: Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular adalah Tanggungjawab Bersama.

0 22

Padang, Tinta rakyat – Dalam rangka pengendalian penyakit menular di Kabupaten Padang Pariaman, Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman melalui Bidang P2P (Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit) menggelar Kegiatan Advokasi dan Koordinasi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular di Kabupaten Padang Pariaman, yang dibuka langsung oleh Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur, SE.MM. pada Sabtu (27/11) di Rocky Plaza Hotel Padang.

Dalam sambutannya saat membuka kegiatan, Bupati Suhatri Bur mengatakan. Saat ini bangsa dihadapkan pada berbagai masalah dan persoalan, terutama di bidang kesehatan. Selain menghadapi transisi demografi, juga dihadapkan pada transisi epidemiologi penyakit. Artinya, disatu sisi masih dihadapkan pada masalah tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new-emerging) serta gizi kurang. Di sisi lain, juga dihadapkan pada peningkatan penyakit non-infeksi dan degeneratif seperti kardiovaskuler (jantung), kanker, dan gizi lebih (obesitas). Bagi kelompok usia produktif, kesakitan sangat mempengaruhi produktivitas dan pendapatan keluarga. Yang pada akhirnya, akan menyebabkan kemiskinan.

“Mencermati situasi tersebut, kita perlu mewaspadai beberapa penyakit infeksi. Terutama yang bersifat “new emerging diseases”, seperti Avian Influenza (AI), HIV-AIDS maupun penyakit infeksi lain yang bersifat “re-emerging diseases”, seperti Tuberculosis (TBC), Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, termasuk penyakit Kaki Gajah (Filariasis). Penyakit Kaki Gajah merupakan penyebab utama dari kecacatan, masalah sosial, hambatan psikososial yang menetap, dan penurunan produktivitas kerja, sehingga dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar,” terangnya.

Bupati juga menambahkan, jumlah penemuan kasus Filariasis (Kaki Gajah) di Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2010 hingga tahun 2016 sebanyak 36 orang penderita, yang tersebar di 14 Kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada dan jumlah kasus filariasis yang masih hidup sebanyak 21 orang. Dengan banyaknya penemuan kasus ini, maka Kabupaten Padang Pariaman melakukan upaya pemberian obat pencegahan massal Filariasis selama 5 (lima) tahun. Dari tahun 2013 sampai 2017, dengan tujuan memutus mata rantai penularan penyakit Kaki Gajah bagi seluruh masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman.

“Semoga tahun besok kita sudah bisa dinilai oleh Kementrian, apakah pemberian obat pencegahan filariasis kita selama 5 tahun dulu berhasil atau tidak. Kalau tidak berhasil dari hasil surveynya, maka masyarakat Padang Pariaman harus minum obat pencegahan Kaki Gajah ini selama 2 tahun lagi,” ungkap Suhatri Bur.

Pada akhir sambutannya, Bupati juga menegaskan. Bahwa dengan jumlah penemuan kasus TBC di Kabupaten Padang Pariaman setiap tahunnya, diatas 500 kasus. Ini menjadi masalah kita semua, bahwa sudah begitu banyak terjadi penularan penyakit TBC pada masyarakat. Sehingga, perlu peran kita bersama untuk mencegah penularan penyakit TBC tersebut dan penyakit menular lainnya. Mengingat tingginya kasus dan beban kematian akibat tuberkulosis ini, dunia telah berkomitmen untuk bebas TBC pada tahun 2050. Namun permasalahan TBC ini, tidak dapat diselesaikan jika hanya dibebankan pada sektor kesehatan saja. Akan tetapi, perlu koordinasi dengan lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan TBC di Indonesia dan menempatkan TBC sebagai isu utama di semua sektor, tak terkecuali dari seluruh elemen masyarakat di Kabupaten Padang Pariaman.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Drs. Yutiardi Rivai, A.Pt selaku Ketua Pelaksana dalam laporannya mengatakan. Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini, yakninya untuk melakukan upaya peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Kabupaten Padang Pariaman.

“Jumlah peserta dalam pertemuan ini, sebanyak 103 orang. Dengan rincian, Kepala Perangkat Daerah terkait sebanyak 11 orang, Camat sebanyak 17 orang, Direktur RSUD Padang Pariaman, Kepala Bidang dan Kepala Seksi di Dinkes sebanyak 20 orang dan Kepala Puskesmas beserta Koordinator P2PM sebanyak 50 orang,” ujar Yutiardy melaporkan.

Selaku Kabid P2P Dinkes Kabupaten Padang Pariaman dr. Efriyeni, M.Kes. menambahkan. Bahwa penyakit menular adalah penyakit infeksi yang disebabkan mikroorganisme virus, bakteri, jamur, dan parasit. Ciri penyakit menular adalah dapat berpindah ke orang lain yang sehat, sehingga menyebabkan orang yang tadinya sehat menjadi sakit. Sampai saat ini, angka kejadian penyakit menular di Indonesia masih tinggi dan salah satu di antaranya adalah penyakit Tuberculosis (TBC). Dimana Indonesia merupakan negara terbanyak ke 3 di dunia penduduknya yang menderita penyakit ini. 

“Untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu strategi adalah mengatasi persoalan under reporting kasus TBC, yang dilakukan melalui mekanisme public private mix berbasis kabupaten/kota. Pasien juga wajib lapor, untuk dilakukan penguatan surveilans. Selain itu, integrasi manajemen layanan TBC yang terintegrasi. Seperti HIV, gizi, rokok dan penyakit paru, juga merupakan strategi untuk menanggulangi masalah penyakit TBC di Indonesia“, tutup Efriyeni mantan Direktur RSUD Padang Pariaman itu. (Prokopim)

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!