Marzul Veri : Pentingnya Pemuda Nagari Mengenal Sejarah Fungsi Surau Dengan Silek Minang

0 308

Solok, Tinta Rakyat – Kemampuan berjuang dan bertahan dari segala penderitaan bagi para tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia pada masa lampau, menurut Marzul Veri adalah gambaran kekuatan nilai tauhid di dalam diri mereka. Keyakinan akan segala perbuatan dan tindakan dengan mempertaruhkan jiwa raga merupakan perwujudan kentalnya tauhid di dalam diri mereka, di sampaikan waktu meresmikan sekolah lapau di nagari sirukam.

Semua itu menurut Bung Marzul tak terlepas dari gemblengan “surau” pada masa kecil mereka. Hatta, Tan Malaka, Agus Salim, Yamin, Hamka, Natsir dan lainnya mereka merupakan produk surau pada masa lampau. Anak-anak pada masa itu dibimbing oleh guru-guru yang memiliki ilmu agama yang baik. Hanya mereka yang mempercayai Allah SWT yang mampu melewati kesusahan dalam perjuangan yang begitu berat menurut Marzul.

Begitulah pentingnya pembinaan tauhid melalui surau dalam rangka menumbuhkan mental manusia yang tangguh dalam berjuang. Sumatera Barat atau Minangkabau hanya akan mampu melahirkan tokoh-tokoh besar dan berkarakter kuat seperti generasi emas itu dengan mengembalikan “surau” dan sekolah-sekolah agama sebagai basis pembinaan anak-anak dan generasi muda.

“Dulu kita memiliki surau-surau dan sekolah agama nomor satu, sama seperti yang ada di pulau Jawa saat ini. Sebagai contoh Thawalib Padang Panjang yang awalnya didirikan oleh mereka yang mengaji di Surau Jembatan Besi Padang Panjang sangat berkembang pada masa lampau. Kemudian salah seorang murid yang pernah belajar di Thawalib itu mendirikan pesantren Gontor yang sangat terkenal sampai kini,” ungkapnya pada media, Jumat (18/2/2022).

Pembinaan mental yang disertai dengan pembangunan kekuatan jiwa dengan agama perlu dihidupkan dan dikembangkan kembali. Sekolah-sekolah agama yang dibuat dengan partisipasi masyarakat seperti surau perlu dibudayakan kembali.

Di sisi lain, Bung Marzul juga selalu mengajak dan memotivasi guru-guru silek dan para pelestari silek untuk tetap mau mewariskan “ilmu silek” kepada anak-anak dan generasi muda. Silek mengandung banyak pelajaran baik kekuatan fisik, kecerdikan dan spritualitas yang sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman saat ini.

“Pada tahun 2010 ketika saya dan beberapa kawan di Dewan Kesenian Tanah Datar menyusun dan menerbitkan buku tentang silek di Kabupaten Tanah Datar, Bung Marzul menantang saya untuk juga melakukan penelitian dan pendataan silek seperti yang ada di Tanah Datar untuk Sumatera Barat keseluruhan,” paparnya.

“Saya langsung berpikir betapa kayanya daerah ini dengan tradisi yang sangat baik untuk membina mental spritual anak negerinya. Dengan data itu bisa disusun kerangka pelestarian dan pengembangan silek di Sumatera Barat tentunya. Silek memiliki filosofi sosial dan ketuhanan yang tinggi sesuai dengan nilai silek di Minangkabau itu sendiri. “Silek, lahianyo mancari kawan, batinnyo mancari Tuhan,” sambung Marzul Veri.

Iswahyudi, S.Sos. M.MSip salah satu tokoh masyarakat yang juga mantan wali nagari, menambahkan bahwa pentingnya ruang diskusi buat pemuda nagati dalam pembangunan dan manambah SDM, kegiatan Sekolah Lapau ini yang di dirikan oleh para anak muda sangat berdampak positif sekali, berharap kegiatan ini bisa berkelanjutan dan bisa derada di 74 Nagari yang ada di Kabupaten solok.

“Harapan dengan kegiatan sekolah lapau ini bisa berdampak positif dalam pembangunan nagari dan dapat sebagai ruang penambah wawasan buat masyarakat,” ujarnya. (Wdk)

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!