Mahyeldi : Silek Perlu Dikembangkan di Setiap Jorong dan Nagari, Untuk Siapkan Pemimpin Sumbar Masa Datang.

0 45

Simpang Empat, Tinta Rakyat – Pengetahuan dan ekosistem Silek sebagai salah satu akar dan produk kebudayaan di Minangkabau, menjadi sangat penting dibangkitkan kembali di tengah masyarakat Nagari dan Jorong dengan berbagai macam pengembangan dan kajian. Dimana, silek adalah milik masyarakat Minangkabau dan Sumatera Barat (Sumbar) yang harus dilestarikan. 

Hal ini, disampaikan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dalam penutupan Silek Arts Festival (SAF) Sumatera Barat tahun 2021, Balerong Pasaman Barat, pada Selasa malam (31/8).

Gubernur Mahyeldi katakan, silek juga dapat menjadi sarana dalam pendidikan karakter bagi generasi muda. Selain itu, Silek juga sebagai upaya dalam mewujudkan ketahanan masyarakat yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

‘Setiap Nagari bahkan Jorong, diharapkan melestarikan silek ini sebagai pendidikan karakter generasi muda, sebelum merantau dan mengembangkan diri di berbagai sektor pembangunan, sebagai budi pekerti, kecerdasan dan sopan santun”, ajak Mahyeldi.

Mahyeldi juga katakan, walaupun jumlah penduduk Sumbar hanya 4 persen. Namun kontribusi para tokoh Sumbar, lebih banyak dari daerah lain dalam keikutsertaan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia dan pejuang sebelum kemerdekaan.

“Menurut catatan sejarahwan, ada lebih 2 ribuan para tokoh dan pejuang asal Sumbar memberikan kontribusi dalam memajukan Indonesia. Semua itu, juga bahagian bukti pendidikan surau dan ajaran silek serta juga komunikasi di lapau telah melahirkan banyak tokoh yang berkharisma dari Jorong dan Nagari di Sumbar masa lalu, terhadap penyiapkan para tokoh nantinya dari generasi muda di ranah minang”, ungkapnya.

Mahyeldi atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak dan Panitia Pelaksana Silek Arts Festival Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat dan Dinas yang membidangi urusan kebudayan di Kab/Kota serta para tim kurator dan produksi, yang telah melaksanakan kegiatan ini dari tanggal 21 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2021 dengan cara hybrid (daring dan luring).

“Silek Arts Festival yang sudah dilaksanakan selama 10 hari, akan kita tutup secara resmi nantinya. Silek Arts Festival merupakan sebuah program yang mengangkat jati diri silek dan menggali kembali nilai-nilai yang tersimpan di dalamnya, sebagai sebuah rumusan dari seluruh pengetahuan dan pemahaman leluhur Minangkabau. Kegiatan ini, merupakan kali ketiga pelaksanaannya, bekerjasama dengan platform Indonesiana Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI,” ujarnya.

Ia juga katakan, melalui kegiatan SAF ini, kita berharap dapat menumbuhkan dan memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk melestarikan, mengkaji, dan mengembangkan silek sebagai suatu Warisan Budaya Dunia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2019 lalu.

“Dengan tagline “Basilek di Ujuang Karih, Mamancak di Mato Padang”, Fiilosofi ini menggambarkan pribadi masayarakat Minangkabau, yang arif dan bijaksana menghadapi berbagai situasi dan kondisi dalam menjalani kehidupan. Yang tentunya dalam kerangka Adaik basandi syara, syara basandi Kitabullah,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Gemala Ranti juga katakan, peserta pelaksanaan SAF adalah Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota). Dengan melibatkan komunitas budaya, seniman, penggiat seni serta stakeholder lain. Seperti BUMN, Swasta dan media cetak/elektronik serta masyarakat, dengan menjunjung prinsip-prinsip gotong royong dalam memajukan kebudayaan.

“Dalam tahun ini, keterlibatan sasaran silek sebagai kantong budaya dalam pelaksanaan di 6 Kabupaten/Kota sebanyak 108 sasaran. Silek Arts Festival tahun 2021, telah dilaksanakan di 6 (Enam) Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, yaitu Kota Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Payakumbuh dan Kabupaten Pasaman Barat. Yang berlangsung dari tanggal 21 – 31 Agustus 2021,” ujarnya.

Ranti juga katakan, disamping untuk meningkatkan kualitas tata kelola pelaksanaan festival. Kegiatan ini, merupakan salah satu upaya pembinaan dan apresiasi kepada para pelaku seni dan budaya. Khususnya para pesilat dalam melestarikan dan mengambangkan keterampilan, pengetahuan dan nilai-nilai yang terkadung dalam Silek itu sendiri.

“Silek ini juga meningkatkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat dan berbudaya. berdasarkan falsafah “Adat basandi syara’, syara’ Basandi Kitabullah”. Dalam upaya mewujudkan masyarakat yang madani dan sejahtera, dalam berbagai sektor kehidupan”. tutupnya. (AS/Rel.)

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!