JUMLAH PENDUDUK MENDORONG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH. (Bagian 3)

Oleh : Andri Satria Masri, S.E., M.E.

0 19

TINTA RAKYAT – Dalam sebuah jurnal penelitian Dedek Hasanur dan Zainal Putra (Fakultas Ekonomi, Universitas Teuku Umar, Meulaboh) yang berjudul “Pengaruh Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi,  Terhadap Pendapatan Asli Daerah” (Studi Kasus di Kabupaten/Kota Kawasan Barat Selatan Aceh). Mengutip Jhingan (2012, h.405), kedua peneliti menjelaskan. Bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk pada pembangunan ekonomi, telah menarik perhatian para ahli ekonomi. Sejak Adam Smith menyatakan, “Buruh tahunan setiap bangsa, merupakan kekayaan yang mulanya memasok bangsa dengan segala kenyamanan hidup yang diperlukan”. Hanya Malthus dan Ricardo yang mencanangkan tanda bahaya, mengenai dampak pertumbuhan penduduk pada perekonomian.

Tetapi kekhawatiran mereka terbukti tak berdasar. Karena pertumbuhan penduduk di Eropa Barat, justru mempercepat proses industrialisasi.

Pertumbuhan penduduk membantu ekonomi negara tersebut, karena mereka sudah makmur, punya modal yang melimpah sedang buruh kurang. Beda halnya dengan negara yang terbelakang, akibat pertumbuhan penduduk pada Pembangunan tidaklah seperti negara yang sudah maju. Ekonomi negara terbelakang atau miskin, memiliki modal yang kurang sedangkan buruh melimpah. Karena itu, pertumbuhan penduduk dianggap benar, sebagai hambatan pembangunan ekonomi.

Penduduk dan Pendapatan Per Kapita.

Lebih lanjut, kedua peneliti mencoba melihat pengaruh pertumbuhan penduduk dengan pendapatan perkapita.

Pengaruh pertumbuhan penduduk pada pendapatan per kapita, biasanya tidak menguntungkan. Pertumbuhan penduduk, cenderung memperlambat pendapatan per kapita dalam tiga cara: (i) Ia memperberat beban penduduk pada lahan (ii) ia menaikkan barang konsumsi, karena kekurangan faktor pendukung untuk menaikkan penawaran mereka (iii) memerosotkan akumulasi modal, karena dengan tambah anggota keluarga, biaya meningkat. Pengaruh buruk ini terjadi, jika persentase anak-anak pada keseluruhan penduduk tinggi, sebagaimana terjadi di semua negara terbelakang. Setiap kenaikan output Nasional, diiringi oleh jumlah konsumen yang semakin besar. Besarnya jumlah anak-anak diantara penduduk, membawa beban berat pada perekonomian. Karena anak-anak hanya menghabiskan dan tidak menambah produk Nasional.

Pendapatan suatu Daerah, dapat diperoleh dari aktifitas penduduk pada perekonomian. Berupa penarikan pajak, retribusi dan lain sebagainya. Dengan adanya penduduk, memberikan dampak positif dalam meningkatkan kegiatan perekonomian suatu daerah dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Sedangkan Khusaini dalam Susanto (2014), menyebutkan. Bahwa peranan pajak salah satu unsur pada PAD dan dalam pembiayaan Daerah yang sangat rendah dan sangat bervariasi. Yang disebabkan adanya perbedaan yang cukup besar dalam jumlah penduduk, kondisi geografis, dan kemampuan masyarakat dalam mengelola perekonomian.

Jadi, apabila jumlah penduduk di suatu Daerah mengalami peningkatan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Tetapi harus disertai dengan pembentukan modal, yang pada waktu tertentu akan memberikan dampak langsung terhadap perolehan PAD. Yakni melalui pemungutan pajak dan retribusi dari penduduk ke Pemerintah Daerah.

Dari teori yang dikemukakan oleh Adam Smith diatas, mengatakan bahwa peningkatan jumlah penduduk yang memberikan dampak positif bagi penerimaan pendapatan Daerah, jika penduduk di suatu Negara/Daerah itu selalu produktif. Dengan demikian, mereka mampu membayar pajak atau retribusi yang dipungut oleh Pemerintah. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh Malthus dan Richardo, akan bahaya pertumbuhan penduduk yang tinggi disebabkan negara miskin. Akibatnya banyak penduduk yang tidak produktif, karena sulitnya mencari lapangan pekerjaan.

Disini, Pemerintah harus menambah dana bantuan untuk penduduknya yang miskin. Sehingga pengeluaran Pemerintah semakin bertambah untuk bantuan sosial, sedangkan pajak dan retribusi yang dipungut tidak maksimal. Karena banyak penduduk miskin yang tidak mampu membayar pajak, disebabkan pendapatan perkapita yang rendah.

Pada bagian ke-3 ini, penulis hampir 100% mengutip hasil penelitian kedua peneliti dari Universitas Teuku Umar tersebut. Karena pada kesimpulan pertamanya menyatakan, bahwa dari hasil estimasi jumlah penduduk di Kabupaten/Kota kawasan Barsela Provinsi Aceh berpegaruh positif dan signifikan terhadap PAD.

Perkembangan PAD di Kabupaten/Kota kawasan Barsela, selama 7 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Meskipun terjadi penurunan pada tahun-tahun tertentu.

Hanya saja pada bagian saran, kedua peneliti tidak ada menyarankan agar Pemerintah Kabupaten/Kota di kawasan Barsela Provinsi Aceh memperbanyak jumlah penduduk. Hal inilah,  yang akan menjadi saran penulis pada tulisan bagian terakhir nanti. (Bersambung)

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!