Irwandi Sulin: Jangan Hanya Jadi Pembully Tapi Mari Berkontribusi Untuk Pembangunan Padang Pariaman

0 59

Pernyataan yang membingungkan

Dr. Irwandi Sulin, MP Datuak Gadang.

Utama saat ini, mari kita saling memaafkan dan membangun karakter baru setelah kita terlahir *”fitri”* . Saling memaafkan dan memperbaiki karakter adalah sikap satria setelah kita melalui waktu panjang berbeda pendapat dan saling *cukie mancukie tentang sesuatu yang kita bangun hanya berdasarkan imajinasi dan kebodohan berfikir* mari kita saling memaafkan.

Hari ini kita mungkin sepakat menyatakan bahwa zaman sudah sangat berobah, pola berfikir kita seakan sudah di recoki satu kebiasaan baru yang sering kita sebut dengan kata bullying, memojokan orang lain tanpa satu sebab yang belum kita ketahui kebenarannya. Barangkali kita sepakat mengatakan ini sudah masuk ke dalam kategori fitnah, sesuatu yang dituduhkan  sementara bukti dan kebenarannya lebih dibangun dari *rasa* kebencian dan fakta yang sulit dibuktikan.

Membuat tuduhan dengan mengatakan ketidakmampuan seseorang dalam berbuat, utamanya pejabat sasaran yang hendak di bully. Dari fakta yang ada dan pembuat isue, bully lebih dilakukan oleh  lawan politik, hal yang dituduhkan jika kita lihat dengan kaca mata orang dewasa, berfikiran Ilmiah dan pintar sulit dibuktikan kebenarannya dan lebih bersifat untuk memunculkan rasa kebencian. Cara ini dibangun lebih banyak sebagai upaya mematikan karier politik lawan.

Hebatnya metoda penilaian dibuat dengan mengangkat sesuatu permasalahan dengan mengutamakan bentuk ketidak mampuan berbuat untuk memajukan daerahnya, atau mengatakan sesuatu yang mungkin mengangkatkan karakter,  pola kerja dan membuatkan kata sepertinya cara kerja yang dilakukan itu salah dan sia-sia saja. Walaupun menurut ilmu sosial itu adalah kewajaran dan mendasar sebagai bahagian dari metode  pendekatan kemasyarakatan. Dalam hal ini, kata bully akan dituduhkan dengan kata mencari popularitas atau pencitraan saja, tidak melihat sisi kebenaran tindakan, contoh melayat, menghadiri acara pertemuan, menghadiri acara pesta, satu sikap sosial kemasyarakan yang positif. Pembully akan menyampaikan ini satu kesia-siaan waktu dan pencitraan saja, sementara secara sosial kemasyarakatan ini adalah sikap keseharian yang wajar dan sangat manusiawi.

Jika diamati dari hari-kehari  yang membangun citra kebencian ini adalah kelompok yang memiliki kemauan, atau mereka yang merasa tidak terperhatikan.

Lucunya, menurut pengamatan pioner kelompok ini juga berbuat hal yang sama dengan tuduhannya dan bahkan jauh lebih membosankan dan selalu mencari ruang untuk memposting setiap kesehariannya dimedia sosial, untuk sesuatu yang terbaca sebagai agenda numpang lewat atas sesuatu kegiatan dan mengkultuskan diri sebagai pelaku utama dalam kegiatan yang diposting. Sementara banyak juga yang mengetahui ini hanya numpang pamer, satu sikap dan tidakan memalukan demi nuansa pencitraaan diri.

Menyebarkan postingan diri pada setiap grup WA, sehingga menimbulkan rasa kemalasan untuk melihat apalagi membaca. Sikap ini sudah menganggu fungsi media sosial  sebagai media penyampai informasi, karena postingannya juga banyak pencitraan pribadi, sehingga akhirnya memunculkan kejenuhan anggota grup lainnya.

Hal yang menarik bagi kita belakang ini adalah tuduhan kepada pejabat utama daerah dari kelompok yang sama, tentang sistem pembangunan, cara dan sumber dana pembangunan. Karateristik yang dikemas dibangun dengan nuansa ketidakmampuan berbuat, lemah dalam pembangunan dan gagal  dalam mencari dana pembangunan pusat dan swasta. Naifnya lagi penilaian bahwa pejabat utama telah gagal dalam mengawal dana yang  bantuan yang seakan sudah disetujui pusat, kita meragukan anggaran dibangun dengan sistem yang terstruktur dan terencana, bukan dengan katanya, sehingga ucapan itu menjadi meragukan dan pembentukan opini saja.

Mungkin kita mulai sadar, bahwa Karakter isu seperti ini justru dibangun oleh mereka yang notabene sumber kebenaran  informasinya sangat diragukan dan ditulis hanya berdasarkan alam fikiran yang tidak mendasar dan sempit. Karena  bukan lingkaran pemerintahan (pemda/dprd) lingkaran pengambil keputusan dan pelaku pemerintahan dan pembangunan yang mengetahui sumber dana pembangunan, cara ini sudah meresahkan.

Harapan kami masyarakat awam, demi terwujudnya kinerja yang maksimal oleh pemerintah yang telah kita pilih dan kukuhkan untuk periode masa kerja, dapat berjalan dengan baik, melaksanakan peran peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan, mari kita kurangi kritikan bullying, karena sudah tidak sehat dan akan memecah belah masyarakat yang tidak punya kepentingan dengan politik, khususnya dengan  kepentingan pembuli, beri kesempatan mereka menunaikan amanahnya.

Ajakan kami kemasa depan mari kita dorong pemerintah untuk bekerja maksimal, walau kita tahu peran kita masyarakat ada, kita lakukan dengan sikap positif saja, memberikan pengawasan dengan secara *positif thingking* sehingga menciptakan pemerintahan bersih dan berwibawa demi kebaikan bersama.

Hindarilah untuk membangun opini/ bullying/negatif thingking atau membuli/membangun isu negatif karena kebenaran tuduhan yang disebarkan kepada kami masyarakat sudah menjadi beban, tidak memberi semangat  membangun dan maaf sikap bodoh yang dibesarkan.

Bagi kami  masyarakat yang berfikiran jernih, dewasa dan ilmiah, sikap membangun isu negatif yang disodorkan kepada kami ini lebih dikategorikan sebagai kemunduran pembangun pola fikir yang dapat merusak. Dan jangan dibina kebenarannya  yang didasari/ mengarah pada kebencian dan fitnah, tulisan bully. Ini hanya mengacaukan ketenangan kami masyarakat yang baru mulai bangkit, pasca covid-19, kami sedang membangun karakter diri dan ekonomi sebagai anak negeri.

Akhir kata, Kami mengajak marilah kita berfikiran cerdas, bersih dan berwibawa, karena dibalik isu yang kalian bangun, kami masyarakat juga tau dan paham maksud dan tujuannya. Terbaca bully yang  dibangun didasari dengan kebencian dan kepentingan lain. Kami takut sikap yang di bangun dengan sikap yang salah, didasari oleh karakter kebencian ini,  justru satu saat akan berbalik arah dan merugikan diri sendiri sebagaimana big data dan kiyai yang rukuk dan sujud ketika menyembayangi mayat, karma di dunia.

Izinkan kami membangun diri kami dengan tenang, penuh kebersamaan karena pemilu itu masih lama. Saat ini adalah saat mengisi pembangunan, bukan saat debat kusir.

pesan *jangan membelah masyarakat dengan isu negatif demi kepentingan diri*

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!