Batang Kapas, Tinta Rakyat — Usai dilakukannya pendataan SDGs oleh relawan Pokja selama kurang lebih 3 bulan, Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie laksanakan Rapat Penetapan Hasil Pendataan SDGs yang bertempat di Aula Kantor Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, pada Jumat (30/7).
Acara tersebut dihadiri oleh Wali Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Nofriedi, SH, Ketua Badan Musyawarah (Bamus), Romi Gio Pasla, SH, Pendamping Desa tingkat Kecamatan, Rismayarno, S.T, dan anggota LPM Nagari serta relawan Pokja.
Berdasarkan hasil Rapat tersebut, terdapat sebanyak 845 KK dan 3128 individu yang tersebar pada tiga Kampung yang ada di Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie.
Wali Nagari Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Nofriedi, SH. dalam sambutannya mengatakan. Tujuan diadakannya pendataan ini, agar dapat dijadikan sebagai gambaran untuk melihat potensi-potensi yang ada pada masyarakat di wilayah Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, seperti adanya temuan masyarakat miskin.
“Dengan ada pendataan berbasis SDGs ini, memudahkan kami dari pihak Nagari untuk melihat potensi-potensi yang terjadi pada masyarakat. Sehingga kami dapat memantau saat memberi bantuan, agar penyaluran tepat pada sasarannya,” katanya.
Seperti diketahui, SDGs Desa merupakan Role Pembangunan Berkelanjutan yang masuk dalam program prioritas penggunaan Dana Desa tahun anggaran 2021. Ini merupakan upaya mewujudkan Desa tanpa kemiskinan, Desa tanpa kelaparan, Desa Ekonomi tumbuh merata, Desa peduli kesehatan, Desa peduli lingkungan, Desa peduli pendidikan, Desa ramah perempuan, Desa berjejaring dan Desa tanggap budaya.
Senada dengan itu, Ketua Bamus Koto Nan Tigo IV Koto Hilie Romi Gio Pasla menerangkan. Kegiatan ini sangat berguna dalam pemantauan Nagari, khususnya terhadap perkembangan masyarakatnya.
“Ini sangat memudahkan pihak Nagari, dalam memantau perkembangan masyarakat. Baik itu kelemahan yang dimiliki, maupun potensi dari warga itu sendiri. Sehingga, dapat mewujudkan pertumbuhan di berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam hal ekonomi, kesehatan, pendidikan maupun sosial budaya,” ungkap Romi. (NP)
