MEMBACA DAN MENULIS, FITRAH YANG DIPUPUK.

Oleh : Yenni Lusia, SE, MSi. *)

0 55

TINTA RAKYAT – Membaca dan menulis adalah dua pekerjaan yang sudah mulai diajarkan guru, saat seseorang memasuki usia sekolah. Dimasa sekarang, hampir tidak ada orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Sesungguhnya, ini adalah fitrah seorang insan. Sebagaimana layaknya seseorang mulai berjalan, diajarkan dan dituntun maka dia akan bisa melakukannya. Dari dasar kepandaian membaca dan menulis inilah, seseorang dapat mencapai cita-citanya. Melanjutkan sekolah sesuai minat dan kemampuan, hingga akhirnya memiliki kemampuan teknis dan profesional di bidangnya. 

Seiring perjalanan waktu dan usia, maka membaca dan menulis adalah sebuah aktivitas yang dinamis, kreatif dan berkelanjutan. Kedua kegiatan ini, menjadi pilihan bagi setiap insan. Tidak ada yang marah, apalagi memberi sanksi apabila tidak dilakukan. Namun bagi yang banyak membaca, akan memberi pengaruh pada jiwa dan kepribadiannya. Semakin banyak dan beragam bahan bacaannya, akan semakin luas alam pikirannya. Bahkan ide dan gagasan yang muncul, juga akan semakin banyak.

Ada banyak cara untuk membagikan kepada orang lain, apa yang telah dibaca itu. Seperti dengan ceramah, petuah dan mengajar. Namun, apabila kita menuangkan menjadi sebuah tulisan, akan lebih permanen dan manfaatnya menjadi lebih luas. Banyak membaca akan mendorong seseorang untuk menulis. Menuliskan apa yang dipikirkannya, menuliskan apa yang diminatinya, menuliskan llmu yang dikuasainya. Sungguh, menulis merupakan suatu hal yang dinamis. Hal ini, sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas sesorang dalam membaca.

Membaca dan menulis, memiliki makna saling ketergantungan satu sama lain. Menulis itu ibarat anak yang memerlukan asuh, asih dan asah dari orang tua. Sebaliknya, membaca itu ibarat orang tua yang memberikan kebutuhan dasar kepada anak melalui asuh, asih dan asah. Bisa menulis dan karyanya menjadi sesuatu yang disukai, bukan sepenuhnya karena bakat. Tapi karena kemauan dan kemampuan yang terasuh, terasih dan terasah secara berkesinambungan melalui kegiatan membaca.

Dengan kebiasaan membaca, maka secara tidak langsung telah terlaksana pengasuhan, menerbitkan rasa cinta dan menjadi terasah untuk mengerucut kepada bidang yang diminati untuk ditulis. Membaca dan menulis adalah fitrah, namun untuk menjadi kebiasaan maka diperlukan pengasuhan, pemupukan berupa nutrisi semangat dan bimbingan dengan kasih sayang. Hal ini tentunya akan lebih baik, jika kebiasaan membaca dan menulis dimulai sejak dini dari usia kanak kanak dan usia sekolah. Pembiasaan yang teratur dan berkelanjutan, sehingga menjadi sebuah kebutuhan. Jika membaca sudah menjadi suatu kebiasaan, maka menulis akan menjadi sebuah kebutuhan.

Dalam hal membaca dan menulis ini, seseorang itu bisa dianalogikan sebuah teko. Dia membutuhkan sarana untuk menuangkan sebagian isinya, karena berbagai sebab. Bisa karena penuh dan jenuh, bisa juga agar dapat diisi kembali ataupun ingin memberikan suguhan yang lezat seperti kopi, teh ataupun sirup. Semakin ingin teko ini diisi dengan berbagai macam, maka semakin beragam dan semakin nikmat pula isi yang dituangkannya.

Berkaca kepada para penulis dunia beserta karya-karyanya, maka karya yang bagus tidak terlepas dari semakin banyaknya bahan literasi yang dibaca dan dipahaminya. Kedisiplinan diri dan konsisten adalah hal yang berlu dicontoh dan disebarluaskan kepada generasi muda Indonesia.

Bagi penulis dunia, menulis bukan sekedar kegemaran atau bakat, tapi bisa menjadi profesi apabila dilakukan dengan sungguh sungguh dan konsisten. Mereka melakukan pekerjaan menulis dengan disiplin, sepenuh hati dan mengikuti kata hati yang dapat dipertanggung jawabkan. Tidakkah ingin kita dapat menjadi seperti mereka? Saya sangat berkeinginan, maka Saya akan semakin meningkatkan waktu untuk membaca setiap hari dan menambah keragaman bacaan. Sehingga tulisan-tulisan yang dihasilkan, juga semakin beragam dan dapat memberi manfaat bagi pembaca.

Membaca dan menulis tak mengenal batas usia, ayo memulai dan rutinkan membaca dari hari ini dan kita giatkan generasi muda sejak dini, untuk gemar membaca dan menulis. Kita lakukan pola asuh, asih dan asah. Salam literasi.

*) Penggiat Literasi/ASN pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Padang.

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!