Belajar Alam Takambang Jadi Guru, Lewat Pameran Etnofotografi Lanskap Budaya Minangkabau.

0 46

Padang, Tinta Rakyat – Menikmati Etnofotografi Lanskap Budaya Minangkabau yang dipamerkan oleh tokoh Budayawan dan Jurnalis Senior Edi Utama di Galeri Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mulai 28 Agustus sampai 7 September 2021, seolah membaca dan belajar tentang falsafah Alam Takambang Jadi Guru dengan cara tidak biasa.

“Banyak yang bisa diingat dan dipelajari dari 75 karya foto ini, yang merekam pergeseran dan perubahan Lanskap Minangkabau selama 24 tahun. Bagaimana perkembangan zaman, ternyata juga membawa pengaruh terhadap bentang alam yang telah diteruka dan dikelola oleh nenek moyang orang Minangkabau,” kata Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Audy Joinaldy, saat membuka secara resmi Pameran Etnofotografi di Taman Budaya Sumatera Barat Jl. Diponegoro no. 31 Padang, pada Sabtu (28/8).

Ia menilai, foto adalah salah satu upaya untuk merekam segala hal yang tidak bisa terekam selamanya oleh otak manusia. Melihat foto dapat membangunkan memori, terhadap yang pernah dilihat dan direkam otak namun terlupa.

Foto yang merekam isu yang khusus, menurutnya juga bisa menjadi sebuah bahan kajian dan bahan pemikiran bagi generasi selanjutnya. Agar mereka bisa memetik hikmah dan belajar dari peristiwa yang sudah berlalu.

Karena itu, pemeran foto yang digelar harus diviralkan melalui media sosial. Karena saat ini, penyebaran informasi memang paling cepat melalui media sosial itu.

“Kita tidak bisa memungkiri, bahwa zaman telah membawa kita pada kenyataan. Dimana, penyebaran informasi yang paling cepat adalah melalui media sosial. Karena itu, Dinas Kebudayaan harus bisa menyebarkan informasi pameran itu seluas-luasnya akun media sosial yang dimiliki. Agar banyak masyarakat tahu, terutama generasi muda yang bisa datang melihat, menikmati dan belajar peristiwa yang sudah terdokumentasi,” katanya.

Sementara itu, Edi Utama mengatakan. Proses hobi kreatifnya untuk photografi, sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Namun, karena perjalanan waktu dan tidak tersimpan dengan baik, banyak hasil fotonya yang sudah hilang dan rusak.

“Foto yang dipamerkan saat ini, adalah hasil karya dari tahun 1997 sampai 2021. Yang merekam perubahan bentang alam yang telah diteruka oleh nenek moyang, dengan kearifan lokal. Bahwa alam yang telah dikelola itu, akan diwariskan pada generasi-generasi selanjutnya”. tutur Edi Utama.

Edi menyimpulkan, falsafah Alam Takambang Jadi Guru yang dianut orang Minang. Hingga saat ini, benar-benar diimplementasikan oleh nenek moyang saat meneruka dan mengelola alam.

“Pemukiman, sawah, ladang dan hutan bisa bergabung dalam satu kesatuan yang asri dan saling menunjang. Sehingga tidak merusak, bahkan benar-benar bisa diwariskan pada generasi selanjutnya”, ujar Edi Utama.

Ia menemukan, banyak perubahan yang terjadi pada lanskap Minangkabau itu dari waktu ke waktu. Sebagian ada yang kurang menggembirakan, bahkan ada yang membuat perasaan sedih dan terenyuh.

“Banyak yang berubah dan juga banyak yang hilang. Semua terekam dalam karya ini,” kata mantan Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat itu.

Namun ia mengatakan, pameran yang digelar hanya bagian awal. Pembuka dari serial diplomasi Kebudayaan Minangkabau, yang penuh dengan nilai-nilai kearifan lokal.

Ia mengajak semua pihak, mari bersama kita meneruskan upaya menggali nilai-nilai itu. Untuk diperkenalkan kepada generasi muda minang dan dunia luar. (AS/Rel.)

Ads

IMG-20230107-WA0016
20221218_171931
IMG-20221218-WA0002
20240106_175354
IMG-20230107-WA0016 20221218_171931 IMG-20221218-WA0002 20240106_175354

Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Do NOT follow this link or you will be banned from the site!